Ketika kita menyatu Di Bawah Panji Hijau

Oleh : dEr@

Kebanggaan ku pada Kalian..sahabat, teman, saudara…..

Ada kalanya kita tidak menyadari, bahwa kita telah “di dewasakan” oleh waktu, pergaulan, persahabatan dan persaudaraan.

Selasa Pagi di kampus Faperta Unlam, tahun 1990….(bulan dan tanggalnya lupa..)
Pagi itu ketika aku mo kuliah, di depan kampus ku liat beberapa teman sedang berkumpul.. mereka menggunakan pakaian “yang tidak lazim” untuk kuliah, lengkap dengan Ransel Besar dan berbagai keperluan camping lainnya…. Aku yang saat itu bareng ke kampus dengan Ruslan (anak asal Bima NTB angkatan 1988 ) rada penasaran, ngapain anak-anak ini kok “aneh” banget, pagi-pagi dah pada kumpul dan kayaknya siap perang.

Dengan sedikit penasaran, aku bertannya pada salah seorang senior (Heru Budhi Ananta, angkatan wow deh…) yang tampil dengan celana pendek dan baju planel lengkap dengan topi rimba dan slayer di leher, macam koboi salah masuk kandang…
“ada acara apaan seh..?? kok kayak mo camping gitu….??”
Heru menjawab..”Mo berangkat ke Mandi Angin” trs aku Tanya lagi… “Ngapain..?? boleh ikutan enggak??” Di jawab dia lagi..”Boleh, masih sempat, kita berangkat jam 10.00 Wita, kamu pulang ke rumah, siapkan peralatan camping, bawa baju kaos, jaket, kaos kaki cadangan, senter, tempat minum, nesting, bawa matras, bagus lagi kalo ada sleeping bag…”
“Lho..emang wajib bawa gituan..?” Tanya ku lagi bingung….
“Kamu ga usah banyak tanya, kalo mo ikut gitu syaratnya, trus kamu lapor sama Anisah (musuh besar Udur neh….he he he…) sekalian bayar Rp.7.000 sama dia..” gitu kata Heru..
Aku ga berpikir dua kali lagi ketika tau bahwa ternyata salah satu peserta “camping” itu adalah cewek gebetan aku waktu itu..sebut saja namanya HKS (kaya di berita2 kriminal yah…he he he..)
Aku lalu bilang ke Ruslan…”Ayo Lan..kita ikut..” dan ga tau kenapa Ruslan juga langsung mengiyakan trus kami segera balik ke rumah untuk mempersiapkan kebutuhan yang kata Heru BA adalah prasyarat untuk ikutan “camping” tersebut…

Jam menunjukan pukul 09.30 wita ketika aku dan Ruslan balik ke kampus, di depan kampus Nampak sebuah mobil truk terparkir, dan kawan-kawan yang mo ikut “camping” ajaib itu udah pada baris…Waktu itu..karena masih ga ngerti, aku lalu mendekati seorang kakak angkatan juga, namanya Noorbransyah..dan Tanya…”Boss, dimana Anisah, mo bayar neh..??”  Eh yg aku dapat bukannya jawaban tapi malah bentakkan..”Kamu terlambat ya..?? cepat kebarisan…”  Wah..dah ga bener neh..pikirku… Ruslan yang juga kaget..malah nantangin…”Kok ditanya baik-baik malah membentak..?? ya udah, ga jadi aja ikut..” gitu katanya…Rada bingung juga nampaknya Oom Noorbransyah ini…kemudian dia nanya ama yang lain…kalo ga salah ama Kang Deni (waktu itu beliau ini Ketua Senat Mahasiswa Faperta Unlam)…Entah apa yang di omongin mereka, ga jelas juga tetapi kemudian Oom Noorbransyah memanggil aku dan Ruslan, lalu menyuruh kami ke dalam kampus dan bilang Anisah ada duduk di bawah tangga depan aula sama-sama dengan Hipni dan Ali Sulaiman (yg satu ini makhluk ajaib…gelarnya Doyok..) keduanya anak angkatan 1987 sama juga dengan Anisah…
Begitu ketemu Anisah dkk…aku dan Ruslan lalu menceritakan maksud kedatangan kami, trus Anisah mengeluarkan kertas berisi daftar nama lalu menulis nama kami…

Singkat kata urusan administrasi selesai..lalu aku dan Ruslan ke depan kampus dan ikut berbaris bersama yang lain…Nah…waktu itu, ada sesosok tubuh dekil, item, jelek…yang sedang memberi pengarahan kepada temen-temen yg berbaris..BUDI ABUK…(sorry boss, jangan marah…ente ganteng kok..hanya jarang mandi doing…ha ha ha…)
Dibarisan Nampak udah ada Riyad (Ono Sutra kata Udur…), Winarso (pernah jadi Ketua MGFP ni orang), Bajuri ato lebih dikenal sebagai AGIL KIT (agak gila sedikit), Junaidi ato sering dipanggil RUMIT, Maya (sekarang dah jadi bininya Yuni Betet), Yuyun (gebetannya ketua senat..), Away (dah jadi bini si Dicky), Arif Rahmat (angkatan 86 yg telat ikut latdas), Uci (sekarang jadi bininya si Arif), Dicky (dah jadi boss, iparnya Riyad), Tika (ehem…ehem…), Elen dll…(ma’af bagi yang ga kesebut, karena kepanjangan kalo ku sebutin semua…).

Eh…bigitu aku ama Ruslan masuk barisan…si Budi Abuk melotot dan langsung marah-marah…tendem pula marahnya ama Bilal (tokoh revolusioner kampus pd masa itu…), terang aja kami ga terima…trus nanya..”maksudnya apa kok marah-marah…kamikan baru dating, gat au apa-apa..”  Trus Heru BA, bagaikan seorang super hero menenangkan ke dua kamerad-nya itu..lalu mulailah dia menjelaskan apa dan ngapain kami-kami ini ada di depan kampus dan mo ngapain serta mo kemana….setelah itu baru aku “NGEH” ternyata kami ini mo LATDAS MGFP ke VI…wah…nasi udah jadi bubur…dah kepalang tanggung…sekalian aja basah..wong dah kecebur…gitu pikirku waktu itu….

Siang hai ketika kami sampai di Mandi Angin…di jembatan 1 truk berhenti, dan kami disuruh turun…(nah lu,,,apa-apan pula ini…) dan seorang senior.(waduh..sorry banget…aku lupa namanya..tapi gelarnya Ucok kalo ga salah) menyuruh kami berbaris dan kemudian memimpin kami berjalan….Mulai deh…
Cukup melelahkan juga berjalan mendaki bukit dan kemudian menerobos hutan kecil (kalo ga mo disebut semak besar…he he he…)
Cukup lama juga perjalanan “seolah-olah” menerobos hutan itu kami lakukan dan akhirnya Nampak di depan kami camping ground yg udah disiapkan oleh panitia, lengkap dengan tali raffia mengelilinginya….
(sampe segini dulu, episode I dari cerita ini…ntar aku sambung lagi…sabarnya….)

4 tanggapan untuk “Ketika kita menyatu Di Bawah Panji Hijau”

  1. amun baharinya MGFP kada kawa di kesah tu pank….
    makanya yg wahini rindu handak babulik kaya dahulu…soal keakrabannya haja pank…nank wahini akrab jua…tapi rasanya masih kurang….
    ayo…tantangan gasan yg hidup di zaman wahini….

Tinggalkan komentar